Minggu, 24 Mei 2009

sambutan menteri

SAMBUTAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP PADA PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA 5 JUNI 2009

Assalamualaikum Wr. Wb,
Saudara-Saudara yang saya hormati,

Perubahan iklim global telah menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup yang mempengaruhi kehidupan manusia di muka bumi. Hal ini diperkuat dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia yang tidak seimbang dengan ketersediaan sumber daya alam bagi pemenuhan kebutuhan akan pangan dan energi di berbagai negara. Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi global yang terjadi pada hampir seluruh negara di dunia, upaya mengatasi krisis pangan dan energi kerapkali melupakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Misalnya terjadi pengalihan fungsi pemanfaatan ruang yang merusak hutan dan lahan, eksploitasi sumber daya alam yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan serta pelepasan emisi gas karbon dioksida (CO2) secara berlebihan dari industri yang tidak ramah lingkungan yang secara nyata menyebabkan perubahan iklim global.


Menghadapi permasalahan tersebut di atas, pada tahun 2009 ini, lembaga lingkungan hidup internasional, United Nations Environment Programme (UNEP) menetapkan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2009 sebagai "Your Planet Needs You - UNite to Combat Climate Change". Di Indonesia, tema ini menjadi "Bersama Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim".

Tema ini mengajak semua pihak secara bersama balk masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah untuk berperan dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup. Pemerintah pusat dan daerah dapat membuat perubahan besar dengan mengarusutamakan lingkungan dalam seluruh kebijakan yang dikeluarkannya. Dunia usaha sangat berperan dalam melaksanakan mekanisme produksi bersih yang menjadi cermin kepedulian pengusaha dalam memberi andil dalam pengelolaan lingkungan hidup. Masyarakat secara nyata berkontribusi besar mengatasi dampak perubahan iklim dengan membuat berbagai gerakan masyarakat seperti penanaman dan pemeliharaan pohon, konservasi sumber daya alam di hutan, lahan, sungai maupun laut, penggunaan energi listrik dan bahan bakar secara arif serta penerapan 3 R (Reuse, Reduce, Recycle) sampah. Hal terakhir ini merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah di mans pengelolaannya merupakan tanggung jawab kita bersama.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki lebih dari 18.000 buah pulau dan sekitar 65 persen penduduknya tinggal di wilayah pesisir, perlu mengantisipasi dampak perubahan iklim pada pesisir dan laut. Berbagai kerusakan lingkungan telah terjadi seperti kerusakan terumbu karang, pengurangan sumber daya hayati laut, peningkatan muka air laut serta tingginya intensitas hujan badai dan angin topan yang membahayakan navigasi dan para nelayan. Sebagai partisipasi aktif Indonesia dalam memecahkan permasalahan perubahan iklim global, Indonesia telah bertindak sebagai tuan rumah dalam World Ocean Conference atau Konferensi Kelautan Dunia yang telah mengeluarkan kesepakatan penting berupa Manado Declaration atau Kesepakatan Menado. Kesepakatan ini akan dibawa ke Sidang COP 15 UNFCCC atau Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim ke 15 di Copenhagen, Denmark tahun ini yang membawa usulan kepada seluruh negara di dunia untuk lebih merespon dampak perubahan iklim pada ekosistem laut dan pantai yang sangat penting untuk negara-negara kepulauan.

Akhirnya, sesuai dengan semangat demokrasi yang sedang semarak di negara kits tercinta ini, saya berharap Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2009 ini dapat menjadi momentum yang balk untuk dapat mengubah perilaku semua pihak secara bersama-sama menjadi perilaku ramah lingkungan yang hemat energi, hemat air serta efektif dan efisien dalam menggunakan sumber daya alam.

Demikian sambutan saya, atas perhatian dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum, Wr Wb,

Jakarta, 5 Juni 2009

Menteri Negara
Lingkungan Hidup, Selengkapnya...

Minggu, 05 April 2009





Selengkapnya...





Selengkapnya...

Dampak Perubahan Iklim

Laporan “Stern Review on the Economics of Climate Change”6 merupakan laporan terbesar dan paling banyak diketahui serta didiskusikan di seluruh dunia. Laporan setebal 700 halaman ini disusun oleh Sir Nicholas Stern, Kepala Badan Ekonomi Pemerintah Inggris, dan menjabarkan berbagai dampak pemanasan global menurut kenaikan suhu udara setiap 1 derajatnya. Berikut ini sedikit ulasannya.


Suhu Udara Naik 1 ºC

* Beberapa gletser kecil di Andes menghilang seluruhnya dan mengancam persediaan
air bagi 50 juta orang
* Kenaikan moderat hasil panen sereal di wilayah beriklim sedang
* Setidaknya 300.000 orang setiap tahunnya meninggal karena penyakit akibat
perubahan iklim (terutama diare, malaria, dan kekurangan gizi), akan tetapi
ada pengurangan angka kematian pada saat musim dingin di wilayah yang lebih
tinggi (Eropa Utara, AS)
* Lapisan es di belahan bumi utara mencair dan menyebabkan kerusakan jalan-jalan
dan bangunan-bangunan di sebagian Kanada dan Rusia
* Setidaknya 10% spesies darat akan punah, 80% terumbu karang rusak, termasuk
Terumbu Karang Great Barrier terbesar di dunia yang terletak di timur laut
Australia
* Arus Teluk melemah

Suhu Udara Naik 2 ºC

* Air menyusut sebesar 20–30% di beberapa wilayah yang rentan, seperti Afrika
bagian Selatan dan Mediterania
* Hasil panen merosot tajam di wilayah-wilayah tropis (5-10% di Afrika)
* 40-60 juta lebih orang menderita malaria di Afrika
* Sekitar 10 juta orang lebih menderita banjir setiap tahunnya
* 15-40% spesies terancam punah; spesies Kutub Utara, misal beruang kutub dan
karibau, kemungkinan besar bisa punah
* Lapisan es Greenland mulai mencair tak terkendali

Suhu Udara Naik 3 ºC

* Di Eropa Selatan, kekeringan hebat terjadi sekali setiap 10 tahun; 1-4 miliar
orang lebih menderita kekurangan air, sementara 1-5 miliar orang di tempat
lain menderita banjir
* 150-550 juta orang kelaparan
* 1-3 juta orang lebih mati karena kekurangan gizi; penyakit seperti malaria
tersebar luas ke wilayah-wilayah baru
* 1-170 juta lebih orang di pesisir pantai menderita banjir
* 20-50% spesies terancam punah, termasuk di sini, 25-60% mamalia, 30-40%
burung, dan 15-70% kupu-kupu di Afrika Selatan; hancurnya Hutan Amazon
* Bencana akibat cuaca yang berubah semakin meningkat, runtuhnya Lapisan Es
Antartika Barat

Suhu Udara Naik 4 ºC

* Persediaan air menyusut 30-50% di Afrika bagian Selatan dan Mediterania
* Suhu udara yang bertambah panas menyebabkan lenyapnya gletser-gletser Himalaya
dan mempengaruhi jutaan orang di China dan India
* Panen merosot 15-35% di Afrika dan di seluruh lumbung produksi pangan dunia
(misalnya di sebagian Australia)
* 80 juta orang lebih menderita malaria di Afrika
* 7-300 juta orang lebih di pesisir pantai menderita banjir setiap tahunnya.
* Lenyapnya separuh wilayah tundra di Kutub Utara; hutan hujan Amazon mati;
menyusutnya lapisan es menyebabkan naiknya air laut setinggi 7 meter

Suhu Udara Naik Di Atas 5 ºC

Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu Bumi akan naik lebih dari 5 atau 6ºC bila emisi gas rumah kaca terus bertambah dan menimbulkan bahaya besar pelepasan karbon dioksida dari permukaan tanah dan pelepasan metana dari lapisan es di Kutub Utara maupun dari dasar laut. Kenaikan suhu udara global ini akan setara dengan pemanasan global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir dan, bila suhu Bumi sampai memanas 6ºC, dampaknya di luar perkiraan manusia. Kiamatkah? Silakan Anda sendiri yang menjawabnya.
Selengkapnya...

Lima Langkah Darurat untuk Menyelamatkan Bumi dari Perubahan Iklim

Lima Langkah Darurat untuk Menyelamatkan Bumi dari Perubahan Iklim
Bagaimana Kita Dapat Membantu?
Kita mengetahui bahwa untuk menghentikan pemanasan global tidak mungkin dilakukan oleh seorang diri tetapi harus dilakukan melalui kerja sama semua orang. Tetapi walau bagaimanapun, mulailah dari diri kita sendiri, jadilah pahlawan lingkungan dan penyelamat bumi di saat yang kritis ini. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk menghentikan perubahan iklim.


Selamatkan Kehidupan dan Planet dengan Menghentikan Konsumsi Daging
Laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) telah membuka mata dunia, industri peternakan merupakan penyebab utama pemanasan global. Industri peternakan menghasilkan emisi gas rumah kaca sebesar 18 persen, jumlah ini melebihi gabungan emisi dari seluruh transportasi di dunia seperti motor, mobil, truk, pesawat, kapal, kereta api, helikopter yang menyumbang 13 persen gas rumah kaca atau pembangkit listrik di seluruh dunia yang menyumbangkan 11 persen gas rumah kaca. PBB juga menambahkan bahwa emisi yang dihitung hanya berdasarkan emisi CO2 saja, padahal industri peternakan juga merupakan salah satu sumber utama pencemaran tanah dan air bersih. Peternakan melepaskan 9 persen karbon dioksida, 37 persen gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam 20 tahun pertama dan 23 kali lebih kuat dari CO2 dalam 100 tahun). Secara keseluruhan, sekitar 86 juta ton metana dihasilkan dari sistem pencernaan sapi dan kambing, dan 18 juta ton lagi berasal dari kotoran ternak yang menyumbang 65 persen dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 298 kali lebih kuat dari CO2), serta 64 persen amonia penyebab hujan asam.
Peternakan juga menjadi penggerak utama dari penebangan hutan. Diperkirakan 80 persen bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. Setiap tahunnya, industri peternakan menghasilkan emisi 2,4 miliar ton CO2. Di luar itu, peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak.
Sebuah laporan dari Earth Institute menegaskan bahwa diet berbasis tanaman hanya membutuhkan 25% energi yang dibutuhkan oleh diet yang berbasis daging. Penelitian yang dilakukan Profesor Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago juga memberikan kesimpulan yang sama: mengganti pola makan daging dengan pola makan vegetarian 50% lebih efektif untuk mencegah pemanasan global daripada mengganti sebuah mobil SUV dengan mobil hibrida. Seorang vegetarian dengan standar diet orang Amerika akan menghemat 1,5 ton emisi rumah kaca setiap tahunnya! Seorang vegetarian yang mengendarai SUV Hummer masih lebih bersahabat dengan lingkungan daripada seorang pemakan daging yang mengendarai sepeda!
2. Hemat Energi dan Hemat Sumber Daya Alam
Bila memungkinkan, carilah sumber-sumber energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, angin, nuklir, dan lain-lain. Bila terpaksa harus menggunakan bahan bakar fosil (yang mana akan menghasilkan emisi CO2), gunakanlah dengan bijak dan efisien. Hal ini termasuk menghemat listrik dan energi, apalagi Indonesia termasuk negara yang banyak menggunakan bahan bakar fosil (minyak, batubara) untuk pembangkit listriknya.
Matikan alat elektronik dari sumbernya atau tekan steker sampai lampunya mati, jangan biarkan alat elektronik dalam keadaan standby. Jangan biarkan kran, tempat penampungan air, tabung toilet mengalami kebocoran, sehingga air menetes keluar terus selama 24 jam, selain memboroskan sumber air yang berharga juga memboroskan uang Anda. Pergunakan peralatan listrik yang hemat energi, seperti lampu, rice cooker, TV, AC, dan peralatan listrik lainnya. Matikan lampu apabila pencahayaan dari luar masih terang, atau saat kita sedang tidak berada di dalam ruangan, maksimalkan pencahayaan dari matahari, buka tirai jendela, pergunakan cat berwarna cerah di dalam rumah. Jangan membuka pintu lemari es terlalu lama karena setiap kali pintu lemari es dibuka maka diperlukan tarikan listrik yang tinggi untuk mendinginkan kembali suhunya, potong makanan dalam ukuran yang lebih kecil, karena ukuran makanan yang kecil akan cepat matang dan menggunakan energi lebih sedikit. Gunakan kertas secara bolak-balik untuk mengurangi pembabatan hutan. Dan yang terpenting, hindari kantong plastik, bawa tas sendiri.
3. Menanam Pohon dapat Memberi Manfaat bagi Bumi Kita
Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam jaringannya. Tetapi setelah mati mereka akan melepaskan kembali CO2 ke udara. Lingkungan dengan banyak tanaman akan mengikat CO2 dengan baik, dan harus dipertahankan oleh generasi mendatang. Jika tidak, maka karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali terlepas ke udara sebagai CO2.
Dua tahun setelah menanam pohon muda yang berkayu keras, ilmuawan Universitas Lousiana Tech, menemukan bahwa pada setiap 4050 m2 dari hutan yang ditanami dapat menyerap cukup banyak karbon dari mobil yang berjalan selama satu tahun.
Sebuah studi oleh Dinas Kehutanan AS memperlihatkan bahwa dengan menanam 95.000 pohon pada dua wilayah bagian di ibukota Chicago telah memberikan udara yang lebih bersih dan akan menghemat $38 juta selama lebih dari 30 tahun sesuai untuk penurunan panas dan biaya pendingin.
Hutan mempunyai peranan yang sangat penting. Jika kita mempunyai hutan, maka itu berarti kita mempunyai senjata ekstra untuk memerangi perubahan iklim.
4. Kurangi Emisi Transportasi dan Beralih ke Energi Alternatif
Usahakan menggunakan transportasi massa daripada memiliki mobil sendiri yang selain boros biaya BBM, juga menghindari kemacetan di jalan, biaya parkir, asuransi, dan biaya pemeliharaan mobil. Berangkat atau pulang kerja secara berbarengan dengan rekan-rekan sekantor dalam satu mobil yang searah, sehingga bisa berbagi biaya perjalanan dengan mereka.
Apabila jarak rumah ke kantor atau tempat kerja dekat dan bisa ditempuh dengan naik sepeda, lebih baik menggunakan sepeda yang selain menghemat biaya perjalanan juga baik untuk menjaga kebugaran tubuh.
“Saya berusaha untuk menggunakan sepeda untuk pergi ke tempat kerja sesering yang saya bisa untuk menghemat energi.” - Margot Wallstrom, Wakil Presiden dari Komisi Uni Eropa.
Apabila memakai mobil sendiri, pergunakan mobil yang hemat bahan bakar atau bahkan beli mobil hibrida jika Anda mampu.
5. Daur Ulang dapat Membawa Perubahan
Kalifornia memperkirakan bahwa daur ulang pada setiap negara bagian akan menghemat penyaluran energi untuk 1,4 juta rumah, dan mengurangi 27.047 ton polusi pada air, menyelamatkan 14 juta pohon, dan mengurangi efek emisi gas rumah kaca yang setara dengan 3,8 juta mobil.
Universitas Teknik di Denmark menemukan bahwa aluminium yang didaur ulang menggunakan 95% lebih sedikit energi dibanding alumunium yang tidak didaur ulang, 70% lebih hemat energi untuk plastik, dan 40% lebih untuk kertas.
Dan yang terpenting:
Berubahlah!
Satu hal yang sangat penting di samping lima hal yang dapat kita lakukan di atas adalah keinginan dan motivasi kita sendiri untuk berubah.
Saran-saran di atas tidak akan berarti jika hanya menjadi bahan bacaan tanpa tindakan yang nyata. Kita harus benar-benar mulai mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak perlu mengambil langkah ekstrim untuk langsung berubah hanya dalam semalam bila hal itu terlalu berat bagi kita. Lakukanlah secara bertahap tapi konsisten dengan komitmen kita.
Jadilah contoh nyata bagi lingkungan dan orang-orang di sekitar kita. Contoh dan praktik yang kita berikan sangat penting untuk menginspirasi banyak orang lainnya untuk berubah pula. Bersuaralah dan beritahu kepada pemerintah, media, keluarga, kerabat, tetangga, sahabat, teman sekolah, rekan kerja, dan masyarakat sekitar untuk menyelamatkan Bumi dari ancaman pemanasan global dan perubahan iklim. Berilah mereka dorongan untuk mencoba pola hidup mulia yang akan menyelamatkan planet kita tercinta ini.


© Silakan Copy atau Download Segala Informasi yang Ada Dalam Situs Ini
1. Selengkapnya...

Sabtu, 04 April 2009

Apa itu Perubahan Iklim

Sadarkah kita bahwa beberapa tahun ini semakin banyak bencana alam yang terjadi dan fenomena-fenomena alam yang kacau? Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Perubahan Iklim dan Pemanasan Global. Apakah pemanasan global dan perubahan iklim itu?


Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan Bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Sedangkan Perubahan Iklim adalah suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia. Suatu daerah mungkin mengalami pemanasan, tetapi daerah lain mengalami pendinginan yang tidak wajar. Akibat kacaunya arus dingin dan panas ini maka perubahan iklim juga menciptakan fenomena cuaca yang kacau, termasuk curah hujan yang tidak menentu, aliran panas dan dingin yang ekstrem, arah angin yang berubah drastis, dan sebagainya.
Apa itu Gas Rumah Kaca?
Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.
Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Dinitrogen Oksida (N2O) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 72 kali dari molekul CO2. Molekul N2O bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 296 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
Selengkapnya...

Rabu, 11 Maret 2009

Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

Selengkapnya...